Sekilas Info

Rabu, 25 Februari 2009

CERMIN BAGI MANUSIA

CERMIN BAGI MANUSIA

Clyde Kluckhon


Edit By

Radinton Malau


Mengapa orang Cina tidak menyukai segala sesuatu yang tebuat dari susu? Mengapa orang jepang rela mati dengan cara Banzai yang menurut orang Emerika suatu perbuatan yang tidak masuk akal? Itu semua terjadi bukanlah karena takdir dan nasip seseorang . Itu semua terjadi karena mereka dibesarkan dengan cara hidup seperti itu. Antropologi mengartikan kebudayaan sebagi keseluruhan cara hidup manusia. Di mana cara hidup tersebut merupakan warisan yang diterima seseorang dari kelompoknya. Sehingga seseorang akan tertempa sesuai dengan cara hidup yang ada di kelompok dan di lingkungannya.

Arti berkebudayaan dalam bahasa sehari-hari seseorang yaitu orang yang dapat berbahasa lain yang bukan hanya bahasaya saja. Bahkan menurut beberapa klik, orang yang dikatakan berbudaya adalah orang yang bisa berbicara mengenai Scarlatti atau Picasso. Tetapi alhi antropologi mengatakan bahwa menjadi manusia berarti sudah berkebudayaan. Kebudayaan merupakan semacam blueprint atau semacam rencana yang masih tertanam di dalam pikiran seseorang di mana semua bahan yang dibutuhkan untuk memenuhi rencana tersebut telah tersedia. Hal yang menarik dari manusia adalah bahwa mereka selau ingin mencoba memahami dirinya sendiri serta kelakunnya. Keterangan antropologi yang dapat disajikan untuk menjelaskan hal tersebut adalah konsep kebudayaan. Banyak tindakan manusia bukan karena kebetulan saja dan juga bukan karena bakat serta bukan karena kekuatan-kekuatan misterius. Bahkan orang yang merasa dirinya individualis sekalipun ternyata tanpa disadari telah mengikuti suatu pola yang bukan ciptaannya. Bagi orang Amerika seseorang laki-laki yang memiliki banyak istri nampaknya tidak masuk akal untuk diterima dan hal itu dibenci mereka. Tetapi beda dengan wanita Koryak di Siberia. Mereka akan menganggap serakah seorang wanita apabila wanita tersebut membatasi suaminya dengan memiliki satu istri saja. Ini semua terjadi karena kebudayaan.


Soeorang yang dilihat berdasarkan gen adalah keturunan orang Amerika tetapi orang tersebut tidak dapat berbahasa Amerika melaikan berbahasa Cina bahkan gaya jalannya gaya Cina , ekpresi wajahnya seperti orang Cina dan cara berfikirnya cara orang Cina. Ini terjadi karena ia tinggal di Cina dan dibesarkan sesuai dengan pendidikan kebudayaan orang Cina meskipun warisan biologisnya adalah orang Amerika. Contoh lain adalah tentang seorang istri pedagang di Arizona yang memiliki kebiasaan mencari hal-hal eneh untuk menciptakan reaksi suatu kebudayaan. Di mana ketika ia menjamu tamu yang datang ke rumahnya. Ia selalu menghidakan sandwich yang enak yang terbuat dari daging ular yang nampaknya bukan dari daging ikan tongkol atau daging ayam seperti sendwich pada umumnya. Ketika tamunya selesai memakan hidangan tersebut barulah ia memberitahukan pada tamunya bahwa sandwich tersebut tebuat dari daging ular. Maka reaksi yang terjadi secara langsung dari tamunya adalah muntah-muntah. Muntah-muntah tersebut merupakan proses biologis. Hal ini terjadi karena kebudayaan. Dengan kata lain kebudayaan dapat mempengaruhi biologis seseorang.

Ada seorang guru yang pandai yang mengajar di suku Indian sedang menyuruh anak murid laki-lakinya untuk menghampiri seorang gadis dan menyuruh mereka berdansa di pesta dansa itu. Tetapi yang terjadi adalah keduanya hanya berdiri dan menunduk diam. Sehingga guru tersebut menganggap hal tersebut merupakan hal bodoh. Namun guru tersebut tidak tahu bahwa mungkin keduanya adalah termasuk dalam anggota klen yang sama. Dimana menurut orang Indian kontak tubuh dalam pesta dansa mengandung konotasi seksual secara langsung. Di mana hal ini sama apabila menyuruh guru tadi tidur dangan saudara laki-laki kandungnya yang menurut guru tersebut merupakan hal yang tidak masuk akal menurut kebudayaan yang berlaku.

Semua manusia memiliki kelengkapan biologi yang sama kecuali ada kelinan cacat. Semua manusia akan mengalami masa kecil, masa tua, sakit dan lainnya. Dari hal-hal biologis inilah kebudayaan dapat dibangun dan bahkan melahirkan suatu kebudayaan. Misalnya proses menstruasi. Pada suku tertentu hal ini dianggap sebagai hal yang genting atau gawat sehingga mereka akan mengadakan upaca-upaca untuk mengatasinya. Kenyataan lain adalah bahwa alam dapat membatasi kebudayaan. Sebagai contoh orang yang tinggal di Jawa memiliki kebudayaan menanam apel hijau. Namun hal ini tidak akan bisa dilaksanankan oleh orang yang tinggal di Medan karena pengaruh dari iklim yang ada. Sehingga tidak munggkin orang medan memiliki kebudayaan menanam apel.

Kebudayaan muncul dari hakekat manusia yang bentuk-bentuknya dibatasi oleh ciri-ciri biologis manusia dan keadaan alam. Kebudayaan juga dapat mempengaruhi proses-proses bilogi seperti: muntah, menangis dan kebiasaan sehari hari lainnya seperti mengambil makanan dan membuang kotoran. Dalam pengertian umum proses makan dan menangis di arahkan oleh kebudayaan. Namun beda dangan emosi, emosi merupakan peristiwa-peristiwa faal yang terjadi pada masyarakat dari kebudayaan manapun. Sedangkan jika kita membandingkan dengan perasaan nikmat dan birahi. Keduanya ini dapat dirangsang oleh isyarat-isyarat kebudayaan yang ada tetapi seseorang juga bisa tidak terangsang karena berada dalam suatu tradisi sosial tertntu.

Kebudayaan juga dapat mempengaruhi psikologis seseorang. Misalnya sorang bayi yang baru lahir yang berasal dari suku yang berbeda akan menunjukakn keaftifan sama. Namun beberapa tahun kebudian keaktifan anak dari setiap suku tersebut akan berbeda-beda keakttifnya. Munkin anak dari suku yang satu lebih aktif dibandingkan anak dari suku lain. Ini terjadi karena pengaruh dari kebudayaan suku tersebut. kebudayaan juga dapat mempengaruhi sifat seseorang. Misalnya seseorang yang dilihat secara hereditas adalah orang Jepang tetapi sifatnya adalah sifat orang Amerika. Ini terjadi karena dia dibesarkan di Amerika shingga sifatnya seperti orang Amerika.

Hasil kebudayaan dari setiap suku dapat berbeda-beda meskipun yang dibuat adalah sama. Misalnya sama-sama membuat batik. Tetapi hasil batik dari setiap suku berbeda dangan suku yang lain. Ini disebabkan karena adanya mental blueprint yang dimiliki kelompok tersebut. Kebudayaan adalah cara berpikir. Dengan kata lain kebudayaan adalah pengetahuan yang dimiliki warga kelompok yang diakumulasikan dalam ingatan manusia untuk digunakan di masa depan. Kita mengetahui hasil-hasil aktifitas kemampuan manusai. Misalnya jam dan benda-benda lainya. Kita janganlah hanya mengenal dan mengetahui benda itu. Namun yang terpenting adalah kita mengetahui cara-cara pembuatan benda itu sehingga yang lain memberikan nilai senang atau tidak senang atau bahkan tidak memberikan nilai terhadap benda itu. Sebenarnya kita hanya mempersingkat untuk memproleh suatu kemudahan saja untuk mengatakan bahwa “ pola kebudayaan Zulu menolak Kristennisasi” yang bisa diamati dalam kenyataan tentu saja adalah pertentangan individu-individu orang Zulu. Namun apabila kita berbicara pada tingkat abstrak maka kebudayaanlah penyebab hal tersebut.

Jadi kebudayaan adalah “suatu teori”. Tetapi jika suatu teori tidak dikontradiksikan dengan fakta yang relevan maka teori itu tidak akan berguna dan sebaliknya. Ahli antropologi telah menunjukkan bahwa perangkat kebiasaan yang paling anehpun memiliki konsistensi dan aturan yang sama dengan yang ditunjukkan oleh psikiatri bahwa ada arti dan tujuan dalam pembicaraan orang gila yang kelihatannya kacau itu. Karena kebudayaan adalah abstraksi, maka tidak perlu mengacaukan pengertian kebudayaan dan masyarakat. Anda bisa melihat dan menghitung individu-individu yang membentuk suatu masyarakat. Suatu “kebudayaan” mengacu pada berbagai cara hidup kelompok seperti itu. Namun tidak semua peristiwa sosial terpola sebagai kebudayaan.

Suatu kebudayaan bagaikan “gudang” bagi pengetahuan kelompok itu. Seorang bayi dilahirkan memiliki sedikit instink dan lebih banyak belajar dan mencari jawaban dari orang-orang yang dilihatnya. Terkadang kita tadak sadar dan merasa bahwa tidakan yang kita lakukan didasari oleh instink tetapi sebenarnya bukan melaikan suatu kebudayaan yang sudah melekat sekali dalam diri kita.

Para anggota masyarakat manusia menghadapi masalah yang tidak terelakkan, yang muncul dari keadaan biologi. Inilah sebabnya kategori-kategori dasar semua kebudayaan sama. Tidak ada suatu kebudayaan yang tidak memiliki ekspresi estetika dan kenikmatan estetika. Setiap kebudayaan pasti memberikan orientasi standart terhadap masalah yang lebih dalam, seperi kematian. Di setiap kebudayaan manapun pasti akan menunjukkan rasa solidaritasnya sebagai anggota dari masyarakata atau anggota dari kelompok itu. Tetapi variasi-variasi hal-hal dasar ini tidak terbats jumlahnya. Misalnya pubertas yang merupakan kenyataan biologis yang akan dialami setiap orang. Dalam salah satu kebudayaan, menstruasi pertama akan disambut sebagai suatu kebahagian dan bagi kebudayaan lainnya akan dianggap sebagai suatu hal yang gawat dan penuh dengan acaman supranatural dan bahkan pada kebudayaan lain menganggap hal itu biasa-biasa aja. Ini menunjukkan kebudayaan membagi alam atas kategorinya sendiri.

Setiap kebudayaan pasti akan berhadapan dengan instink-seksual dimanapun itu berada. Beberapa diantaranya menolak berhubungan seksual sebelum menikah. Namun beda dengan orang Polinesia. Orang itu akan menganggap tidak normal apabila belum pernah melakukan hubungan seksual. Beberapa kebudayaan memaksa monogami seumur hidup dan yang lain tidak. Bagi kita perkawaninan merupakan ikatan hubungan yang menyeluruh antara pria dan wanita. Dalam banyak masyarakat menganggap perkawaninan sabagi fase pertukaran hak, ekonomi dan hal lainnya antara dua keluarga atau klen.

Eksensi dari proses kebudayaan adalah selektivitasnya. Kebudayaan senantiasa mengalami perkembangan. Tetapi apabila berbicara tentang religi kita. Ada kecenderungan bahwa keprcayaan kita itu tidak boleh dikeritik dan orang yang mengkehendaki perubahan dari kepercayaan itu atau meninggalkan kepercayaan dianggap patut menerima sanksi.

Suatu kebudayaan diproleh individu-individu melalui proses belajar dan sebagai hasil dari interaksi dengan anggota-anggota kelompok lain. Ini menujukkan kebudayan merupakan milik bersama. Di mana kita bisa hidup bersama dengan suatu kelompok dan memberikan kita cara bagaimana memecahkan suatu masalah yang semua bahan-bahannya telah tersedia dan siap pakai. Secara sadar atau tidak, kebudayaan telah mengatur kehidupan kita mulai dari kita lahir sampai mati. Beberapa kita ikuti tanpa paksaan yang lain kita ikuti karena tidak ada cara lain. Ruth Benediet mengatakan “kebudayaan adalah pengikat manusia bersama-sama”. Memang benar bahwa setiap kebudayaan kebudayaan merupakan suatu prangkat teknik untuk menyesuaikan diri menghadapi lingkungan dan orang lain. Kebudayaan memang memberikan pemecahan masalah tetapi kebudayaan juga menimbulkan masalah-masalah. Misalnya di suatu suku, apabila tidak memiliki alat hasil kebudayaan yang berharga maka ia dikatakan tidak berbudaya. Sehingga untuk mendapatkan alat tersebut seseorang dapat bertindak “bodah” sehingga memunculkan masalah.

Kebanyakan kelompok menguraikan aspek-aspek tertentu dari kebudayaan mereka sehingga jauh melampaui kegunaan maksimum. Bahkan dianggap tidak berguna. Namun hal-hal yang dianggap tidak berguna tadi justru menunjukkan adanya survival, setalah mengalami perbaikan-perbaikan sepanjang masa, dari bentuk-bentuk kebudayaan yang pernah berguna. Setiap praktek kebudayaan-kebudayaan harus bersifat fungsional karena jika tidak kebudayaan akan hilang dalam waktu yang lama. Kebudayaan haruslah membantu survival masyarakat. Namun banyak fungsi kebudayaan yang tidak bersifat diwujudkan melaikan bersifat tersembunyi (latent). Sehingga hal inilah yang dapat membuat suatu kebudayaan dapat hilang dimakan waktu.

Setiap kebudayaan adalah pengendapan sejarah. Sejarah merupakan saringan untuk menghasilkan kebudayaan-kebudayaan yang nantinya dapat digunakan pada masa yang akan datang. Kebudayaan juga bagaikan sebuah peta. Artinya apabila anda mengetahui suatu kebudayaan maka anda akan tahu cara menghadapi hidup dalam masyarakat tersebut dan sebaliknya. Serta banyak juga orang yang beranggapan bahwa kebudayaan hanya bersifat luar biasa atau hanya ada pada masyarakat di mana terdapat kebesahajaan.

Dalam masyarakat primitif. Stabilitas kebudayaannya lebih besar dibandingkan kebudayaan modren. Karena kebudayaan primitif kurang cepat berubah dibandingkan kebudayaan modren. Namun manusia modren merupakan pencipta dan pembawa kebudayaan. Suatu masyarakat primitif yang tidak mengenal tulisan lebih mudah dipengaruhi karena mereka tidak memiliki sistem filsafat yang membuat mereka lebih berpikir kritis. Sehingga ide-ide baru lebih mudah ditanamkan kepada mereka. Pengetahuan kebudayaan juga memiliki spesialisasi. Misalnya seseorang tidak mungkin belajar membuat kue dari tukang kayu, melainkan ia harus belajar dari tukang kue. Banyak aspek kebudayaan yang bersifat eksplisit. Kebudayaan eksplisit terdiri dari keteraturan-keteraturan dalam kata dan perbuatan yang dapat digeneralisasikan langsung dari tanggapan melaui mata dan telinga. Kebudayaan juga memberikan suatu pola aturan yang bisa dan yang tidak bisa dilakukan. Misalnya: larangan untuk menikah dengan satu klen. Di mana jika dilihat dari hubungan biologis tidak ada hubungannya. Tetapi pola seperti ini sering dilanggar. Inilah yang menunjukkan bahwa kebudayaan itu sedang mengalami perubahan.

Kebudayaan tidak menempatkan dirinya semata-mata ada dalam adat dan hasil-hasilnya dapat diamati. Inilah yang dinamakan kebudayaan implisit. Namun apabila kebudayaan implisit tersebut dipahami dan diamati dengan benar maka apa yang tersirat dalam kebudayaan itu akan diketahui atau yang implisit tadi akan diketahui.

Setiap kebudayaan memiliki organisai dan isi. Sehingga tak seorangpun yang dapat mengisolasi adat serta memusnahkannya lewat apapun baik dalam bentuk undang-undang. Suatu kebudayaan bisa memiliki inventarisasi-inventarisasi yang hampir identik dalam dua kebudayaan tetapi masih saja sangat berbeda. Misalnya kita mengatui adanya nada musik yang terdiri dari tiga not akangka yakni not A, B dan C.tetapi kita tidak mengatahui jenis irama apa yang dihasilkan dari keiga not tersebut. Kebudaya memiliki banyak variasinya dalam tingkat integrsinya yang didapatkan seseorang pernyataan-pernyataan dan sebagain yang lain melalui kebiasaan-kebiasaan. Suatu kebudayaan adalah sistem ketergantungan berdasarkan premis-premis yang berhubungan dan kategori-kategori yang pengrunya lebih besar karena jarang diucapkan dangan kata-kata. Tingkat koherensi yang internal lebih dirasakan daripada dikontruksi rasionalkan dan nampaknya lebih dibutukan oleh sebagian besar partisipan dalam suatu kebudayaan. Ringkasnya, cara hidup yang berbeda yang diturunkan oleh suatu kelompok masyarakat tidak hanya memberikan perangkat kemampuan untuk menjalani kehidupan tetapi juga sebagai perangkat rencana bagi hubungan manusia.

Suatu kelompok secara tidak sadar beranggapan bahwa setiap rangkain tindakan mempunyai suatu tujuan di mana apabila tujuan tersebut tercapai maka mereka merasa puas. Namun hal ini tidak bagi kelompok lain. Serta ada juga cara berpikir suatu kelompok yang tidak dapat dipahami oleh pemerintah. Untuk menjawab hal tersebut maka. Konsep kebudayaan adalah jawapanya. Karena konsep kebudayaan membantu manusia untuk menjawab segala pertanyaan yang tidak ada habisnya mengenai pemahaman dirinya sendiri dan kelakuannya. Serta prinsip yang bisa diciptakan bagi konsep keudayaan akan membantu dalam melakukan prediksi kelakuan manusia. Bukan hanya itu pengetahuan kebudayaan juga akan memungkinkan untuk melakukan prediksi terhadap kelakuan manusia.

Denagan memahami suatu kebudayaan seseorang dapat mengontrol emosionalnya serta ia dapat melepaskan nilai-nilai emosional yang didaptkannya dari kebudayaannya. Misalnya. Seseorang bangsa A akan merasa lucu dan jengkel melihat cara-cara kehidupan bangsa B.Bahkan bisa marah apabila melihat temannya meniru gaya bangsa B. Namun orang yang telah memahami suatu kebudayaan, hal ini tidak akan terjadi. Bahkan ia mungkin merasa sengng bisa bergaul dengan bangsa lain. Dengan itu pengajaran antropologi sangatlah berguna. Karena orang yang memiliki perspektif antropologi akan lebih mudah untuk hidup baik dalam masyarakatnya maupun dalam hubungan dengan masyarakat lain.

Konsep kebudayaan juga ternyata bisa disalah gunakan atau disalah tafsirkan sebagaimana halnya pegetahuan lain. Ada rasa takut bahwa prinsip kebudayaan akan memperlemah moralitas seseorang. Tetapi ini bukanlah yang dimaksut dengan relativitas kebudayaan. Relativitas kebudaya berarti bahwa kelayakan setiap kebiasaan yang positif dan negatif harus dievaluasi dengan memperhatikan kecocokan kebiasaan ini dengan kebiasaan-kebiasaan kelompok lainnya. Antropologi telah memberikan sebuah perspektif baru bagi relativitas dari normal sehingga akan menimbulakan toleransi yang lebih besar dan pengertian akan penyimpangan-penyimpangan sosial. Misalnya tindakan yang dianggap karena disebabkan suatu penyakit (patologi). Karena mereka berbeda dalam hubungannya dengan kerangka keseluruhan dari kehidupan kebudayaan. Suatu tindakan tertentu juga ditentukan oleh kebudayaan. Namun suatu tindakan tidak dapat dirubah semuanya meskipun merubah kebudayaan. Perubahan –perubahan kebudayaan disebabkan oleh keadaan ekonomi dan fisik. Tetapi sebagian besar ekonomi merupakan hasil dari kebudayaan. Sebenarnya manusia sendirilah yang mengubah kebudayaan mereka. Di mana masusai bertindak sebagai alat proses kebudayaan yang pada umumnya mereka tidak menyadari hal itu.

Pelajaran yang sangat berharga yang dapat diperoleh dari kebudayaan adalah bahwa tujuan-tujuan yang diperjuangkan manusia bukanlah pada akhirnya ditentukan oleh biologi dan juga bukan selurunya oleh situasi yang ada. Apabila kita memahami kebudayaan kita sendiri dan memahami kebudayaan orang lain maka seca mengejutkan iklim politik dapat dirumah dalam waktu yang singkat dalam dunia kontemporer yang sempit saat ini. Serta konsep kebudayaan memberikan arah pemikiran yang sah bagi manusia yang dilanda kebingungan.
Selengkapnya...